Front-End, Back-End, Full-Stack, Apa Artinya?
Pernahkah kamu mendengar atau
melihat perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk front-end developer, back-end developer, atau full-stack developer? Apakah
artinya istilah-istilah tersebut?
Seiring perkembangan teknologi, web telah berkembang
menjadi lebih kompleks. Ini membuat developer juga
menjadi lebih terspesialisasi. Artinya, seorang developer tidak harus
melakukan keseluruhan proses membangun web lagi, tetapi
fokus pada bagian tertentu saja, entah itu salah satu bahasa pemograman, framework, atau bagian
teknikal lainnya.
Berikut akan dijelaskan lebih jauh
mengenai pengertian masing-masing istilah di atas:
Front-End
Bagian front-end dari sebuah website adalah bagian
yang langsung dilihat oleh user. User juga bisa
langsung berinteraksi pada bagian ini. Bagian ini dibangun menggunakan HTML,
CSS, dan JavaScript.
HTML (HyperText Markup Languange)
adalah tulang punggung dari web. Semua website yang kamu
kunjungi dibuat menggunakan HTML. HTML menentukan struktur dan konten website. Versi terakhir
dari HTML adalah HTML5.
CSS (Cascading Style Sheets) adalah
bahasa pemograman yang mengontrol tampilan HTML pada halaman website. CSS menentukan
warna, font,
gambar background,
dan bahkan bagaimana tampilan keseluruhan website-mu. Versi terakhir
dari CSS adalah CSS3, yang menambahkan fitur seperti interaktifitas dan animasi
dasar.
Kamu bisa menciptakan sebuah website hanya dengan
menggunakan HTML dan CSS, tetapi yang benar-benar akan membuat website kamu tampil
menarik adalah JavaScript. Dengan JavaScript, kamu bisa melakukan banyak hal,
seperti interaktifitas, animasi yang lebih kompleks, dan bahkan kamu juga bisa
membuat fully
feature web application.
Dulu (sekitar tahun 2012),
kebanyakan browser tidak
dapat menginterpretasikan JavaScript dengan baik sehingga menambahkan
fungsi-fungsi kompleks JavaScript bukanlah ide yang bagus. Tetapi, saat ini browser sudah menjadi
lebih canggih dan bisa menjalankan JavaScript dengan baik. Ini menjadikan
JavaScript tidak hanya digunakan untuk bagian back-end lagi.
JavaScript sendiri juga telah mengalami banyak kemajuan dengan bertambahnya framework-framework seperti
Angulars, jQuery, dan Node.js. Singkatnya, apa yang didefinisikan dengan front-end telah
banyak berubah dalam waktu yang singkat.
Front-end developer menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript untuk coding website. Mereka
menciptakan design
website dan kemudian membuat website tersebut
dapat berfungsi.
Sebagian website hanya
menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. Tetapi sebagian lainnya juga ada
menggunakan back-end
programming language.
Back-End
Back-end adalah bagian belakang layar dari sebuah website. Bahasa pemograman
untuk back-end
development diantaranya adalah PHP, Ruby, Python, dan banyak
lainnya.
Satu hal yang akan kamu temui:
tidak akan banyak perusahaan yang mem-posting lowongan
kerja dengan kalimat “back-end
developer”. Yang akan lebih sering kamu temui adalah lowongan
pekerjaan untuk “Ruby developer”,
“PHP developer”,
dll.
Ada banyak hal yang tidak bisa
dilakukan oleh JavaScript, namun dapat dilakukan oleh bahasa pemograman back-end. Kebanyakan
sistem manajemen konten dibangun melalui back-end programming,
contohnya pada aplikasi web yang kompleks.
Belajar coding akan
mengajarkan kamu menemukan solusi terbaik untuk berbagai masalah, dan terkadang back-end programming adalah
bagian dari solusi tersebut.
Untuk membangun sebuah website yang berjalan
dengan baik, back-end
developer biasanya bekerjasama dengan front-end developer.
Full-Stack
Full-stack developer bekerja pada bagian front-end dan back-end. Mereka menguasai
HTML, CSS, JavaScript, dan satu atau lebih bahasa pemograman back-end.
Perkembangan teknologi saat ini
membuat perbedaan front-end dan back-end development menjadi
semakin sedikit. Banyak hal yang sebelumnya hanya bisa dilakukan pada bagian back-end, dapat dilakukan
juga melalui front-end.
Ini membuat semakin banyaknya developer yang
menguasai front-end dan back-end programming sekaligus.
Pada saat ini, menjadi full-stack developer juga
menambah nilai khusus kamu di mata perusahaan.
Tetapi, menjadi full-stack developer bukan
berarti kamu harus mengerjakan keseluruhan kode baik front-end atau back-end sebuah
website. Kebanyakan full
stack developer tetap menghabiskan waktunya pada satu bagian programming saja.
Namun, kelebihan dari full-stack
developer adalah mereka bisa melakukan analisa masalah pada
kedua bagian programming.
Ada juga beberapa full-stack
developer yang mengerjakan semuanya sendiri, biasanya ini
terjadi jika mereka freelance atau
satu-satunya developer yang
berkerja pada sebuah project.
Bagian paling menarik dari web development adalah
sifatnya yang terus berkembang. Apa yang dimaksud sebagai “front-end” atau “back-end” pada saat ini,
bisa saja akan berubah secara drastis dalam beberapa tahun ke depan.
Mempelajari keduanya akan membuat kamu lebih mempunyai nilai, gampang
beradaptasi, dan berpandangan ke depan.
Post a Comment